Rabu, 14 Maret 2012

PENGEMBANGAN PADI GOGO SEBAGAI KETAHANAN PANGAN

  




I. PENDAHULUAN


1.1. Latar belakang

Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua subspecies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan.
Pangan merupakan masalah strategis bagi semua negara di dunia. permasalahan tersebut dikarenakan pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Permasalahan pangan mengakibatkan banyak negara mereformulasikan ketahanan pangan negara-negara tersebut. Pemerintah selalu memperbaiki pengaturan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan pangan guna tercapainya ketahanan pangan di dalam Negara.
Berdasarkan definisi UU RI No. 7 tahun 1996 dalam Ristek (2000) Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi di mana tercukupinya pangan bagi masyarakat secara jumlah dan kualitas serta mampu di jangkau oleh masyarakat secara ekonomi. Melemahnya ketahanan Indonesia mendorong dilakukanya upaya-upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan tersebut. Salah satu upaya tersebut adalah meningkatkan produktivitas pangan sehingga aspek-aspek dari ketahanan pangan dapat terpenuhi.
Padi merupakan komoditas tanaman pangan yang penting di Indonesia. Penduduk Indonesia menjadikan beras sebagai bahan makanan pokok. Sembilan puluh lima persen penduduk Indonesia mengonsumsi bahan makanan ini (Swastika et al., 2007). Beras mampu mencukupi 63% total kecukupan energi, 38% protein dan 21,5% Protein (Indrasari et al., 2006). Kandungan gizi dari beras tersebut menjadikan komoditas padi sangat penting untuk kebutuhan pangan sehingga menjadi perhatian di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan beras. Kemampuan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan beras di Indonesia sangat penting. Menurut Swastika et al.(2007) kemampuan Indonesia dalam memenuhi swasembada beras menurun dalam waktu tiga dekade setelah terjadinya swasembada beras pada tahun 1984. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah terjadinya konversi lahan sawah menjadi areal pembangunan sebesar 30,8%. Meningkatnya konversi lahan tersebut memperlemah ketahanan pangan di Indonesia. Peningkatan potensi produktivitas padi secara nasional dapat ditingkatkan kembali melalui lahan-lahan non irigasi untuk mengganti lahan irigasi yang telah di konversi menjadi areal pembangunan. Pemanfaatan lahan non irigasi berupa lahan kering dapat dipergunakan untuk penanaman padi. Lahan kering berupa tegalan dan lahan belum termanfaatkan di Indonesia mencapai lebih dari dua puluh empat juta hektar. Lahan tersebut jauh lebih luas dibanding dengan lahan irigasi yang berkisar antara tujuh juta hektar (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2007) . Pemanfaatan lahan kering dan belum termanfaatkan tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan padi gogo. Penanaman padi gogo pada lahan tersebut diharapkan dapat menambah produksi padi nasional.


1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.       Mengetahui masalah pangan yang terjadi
2.       Mengetahui cara pengembangan padi gogo
3.       Memahami permasalahan mengenai padi gogo










II. PEMBAHASAN


Komoditas pangan telah menjadi komoditas yang semakin strategis dalam era perkembangan globalisasi dan liberalisasi perdagangan karena ketidakpastian dan ketidakstabilan produksi pangan nasional. Negara juga tidak dapat mengandalkan ketersediaan pangan di pasar dunia. Oleh karena itu, sebagian besar negara-negara menetapkan sistem Ketahanan Pangan untuk kepentingan dalam negerinya. Ketahanan pangan adalah suatu upaya untuk mewujudkan ketersediaan, aksebilitas, dan stabilitas pengadaan pangan bagi masyarakat. Ketahanan pangan merupakan program utama pemerintah untuk mencukupi kebutuhan pangan seluruh penduduk yang menyangkut ketersediaaan dan keterjangkauan pangan dalam jumlah cukup serta bermutu. Program ini meliputi aspek pasokan yang mencakup produksi dan distribusi, aspek daya beli, dan keterjangkauan setiap penduduk terhadap pangan. Target dari program ketahanan pangan adalah meningkatkan produksi padi nasional agar seluruh kebutuhan beras dapat dipenuhi dari dalam negeri. Usaha peningkatan produksi padi dilakukan dengan peningkatan produktivitas padi di daerah yang belum optimal. Kendala yang ditemui dalam usaha peningkatan produktivitas padi tersebut adalah terbatasnya terobosan teknologi baru khususnya varietas unggul serta alih fungsi lahan subur untuk kepentingan industri, perumahan dan penggunaan lahan non pertanian lainnya. Peningkatan luasan lahan pertanian pada kurun waktu 1980 sampai 1989 sebesar 1,78 persen per tahun, pada kurun waktu tahun 2000 sampai 2005 terus menurun menjadi 0,17 persen per tahun. Neraca luasan sawah pada periode 1981 sampai 1989 masih positif 1,6 juta hektar, namun pada kurun waktu 1999 sampai 2002 neraca sawah negatif 400 ribu hektar. Alih fungsi lahan mengakibatkan penurunan areal panen sebesar 0,9 persen di Indonesia (Wiganda, 2006). Sehubungan dengan hal tersebut pada tahun 2007 pemerintah membuka lahan persawahan baru seluas 20 ribu hektar dan merencanakan 50 ribu hektar pada tahun 2008. Penggunaan lahan terlantar seluas 9,7 hektar sebagai lahan sawah tidak mudah dilakukan karena biaya yang diperlukan besar. Kemampuan negara dalam mencetak lahan sawah baru belum dapat mengimbangi laju alih fungsi lahan sehingga produksi padi nasional terus mengalami penurunan.. Indonesia mempunyai lahan kering yang cukup luas dan tidak termanfaatkan secara optimal. Adapun lahan kering yang dimaksud adalah lahan yang tidak mempunyai saluran irigasi. Air yang terkandung hanya berasal dari air hujan yang ditahan oleh partikel tanah. Oleh karena itu lahan kering pada umumnya mengalami kekeringan pada musim kemarau. Sifat atau karakter lahan kering tersebut menyebabkan terbatasnya komoditas tanaman budidaya yang dapat dikembangkan. Salah satu komoditas pangan yang dapat berproduksi di lahan kering adalah padi gogo. Pengembangan padi gogo di lahan kering yang selama ini belum termanfaatkan dengan optimal dapat menjadi salah satu solusi dalam menghadapi masalah ketahanan pangan. Penurunan areal sawah akibat alih fungsi lahan yang berubah menjadi areal perumahan dan pabrik industri, tingginya biaya membuka areal sawah baru, serta peruntukan air irigasi padi sawah yang semakin terbatas menyebabkan padi gogo menjadi penting untuk dikembangkan (Rachman et al.,2003). Padi gogo kurang mendapat perhatian karena produktivitasnya rendah. Laporan BPS (2005) rata-rata produktivitas padi gogo adalah 2,56 ton per hektar, hasil ini jauh di bawah rata-rata produktivitas padi sawah di Indonesia yang mencapai 4,78 ton per hektar. Sumbangan padi gogo terhadap produksi beras nasional masih kecil. Keadaan inilah yang mendorong pengembangan padi gogo varietas unggul dengan daya hasil tinggi. Selain itu padi gogo kurang disukai karena tekstur nasi yang pera dan rasa nasi kurang enak. Perbaikan varietas padi gogo pada masa mendatang ditekankan pada pembentukan varietas unggul yang lebih baik untuk berbagai agroekosistem dengan memperhatikan kualitas beras dan rasa nasi. Selain itu, produksi padi gogo juga lebih rendah dibandingkan dengan produksi padi sawah. Padi sawah biasanya ditanam di daerah dataran rendah yang memerlukan penggenangan, sedangkan padi gogo ditanam di dataran tinggi pada lahan kering. Tidak terdapat perbedaan morfologis dan biologis antara padi sawah dan padi gogo, yang membedakan hanyalah tempat tumbuhnya
Padi gogo aromatik merupakan padi gogo yang dikembangkan dengan tujuan memperbaiki sifat padi gogo pada umumnya. Padi gogo aromatik berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu usaha peningkatan produksi beras nasional dalam rangka menunjang ketahanan pangan, karena produksinya cukup tinggi. Selain itu padi gogo aromatik mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan padi gogo pada umumnya diantaranya rasa nasi pulen, produksi tinggi dan aromatik.















III. KESIMPULAN


Dari makalah yang telah kami buat, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.       Ketahanan pangan merupakan program utama pemerintah untuk mencukupi kebutuhan pangan seluruh penduduk yang menyangkut ketersediaaan dan keterjangkauan pangan dalam jumlah cukup serta bermutu.
2.       Kendala yang ditemui dalam usaha peningkatan produktivitas padi tersebut adalah terbatasnya terobosan teknologi baru khususnya varietas unggul serta alih fungsi lahan subur untuk kepentingan industri, perumahan dan penggunaan lahan non pertanian lainnya.
3.       produksi padi gogo lebih rendah dibandingkan dengan produksi padi sawah. Padi sawah biasanya ditanam di daerah dataran rendah yang memerlukan penggenangan, sedangkan padi gogo ditanam di dataran tinggi pada lahan kering.
4.       padi gogo kurang disukai karena tekstur nasi yang pera dan rasa nasi kurang enak
5.       Padi gogo aromatik merupakan padi gogo yang dikembangkan dengan tujuan memperbaiki sifat padi gogo pada umumnya.













DAFTAR PUSTAKA


Anonim, 2007. Padi Gogo (On Line). http://www.warintek.progressio.or.id. Diakses tanggal 25 februari 2011. Subang: Balai Penelitian Tanaman Padi.

Basyir, A. P. Slamet, Suyanto dan Suprihatin. 1995. Padi Gogo. Malang: Balai Penelitian Tanaman Pangan.

Matsuo, T., F. Kikuchi, Y. Futsuhara and H. Yamaguchi. 1997. Science Of The Rice Plant. Tokyo: Food and Agriculture Policy Research Center Yushima.

Rachman, A., Purwani, I., Wahono, T.C., Mardawilis, Emilya, Firman, Khadir, Sinaga, P.H. dan Rivana, C. 2003. Pengkajian Sistem Usaha Pertanian (SUP) Berbasis Padi Gogo. http:// www.pustaka.bogor.net / patek / apt1250.htm. Diakses pada tanggal 25 februari 2011.


PENGENALAN MUSUH ALAMI (SERANGGA PREDATOR)


I.                  PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang


Organisme dalam aktivitas hidupnya selalu berinteraksi dengan organisme lainnya dalam suatu keterkaitan dan ketergantungan yang kompleks. Interaksi antar organisme tersebut dapat bersifat antagonistik, kompetitif atau simbiotik. Sifat antagonistik ini dapat dilihat pada musuh alami yang merupakan agen hayati dalam pengendalian hama. Musuh alami memiliki peranan dalam pengaturan dan pengendalian populasi hama, sebagai faktor yang bekerjanya tergantung kepada kepadatan, dalam kisaran tertentu musuh alami dapat mempertahankan populasi hama di sekitar aras keseimbangan umum.

Setiap spesies serangga hama sebagai bagian dari komplekskomunitas dapat diserang oleh serangga lain atau oleh patogen penyebab penyakit pada serangga. Ditinjau dari segi fungsinya musuh alami dapat dikelompokan menjadi predator, parasitoid dan patogen.

Serangga hama mempunyai musuh alami yang memakan serangga hama disebut predator. Sedangkan serangga hama yang dimangsa disebut pre. Predator juga merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan atau memangsa organisme lain. Predator bersifat polifag memangsa berbagai jenis mangsa dan memiliki daya cari (searching capacity) yang tinggi. Hampir semua ordo serangga memiliki jenis yang menjadi predator misalnya Coleoptera, Neuroptera, Hymenoptera, Diptera, dan hemiptera.
Parasitoid merupakan serangga yang memarasit serangga lain. Parasitoid debedakan mejadi ektoparasitoid (berkembang dari luar tubuh inang) dan

endoparasitoid (berkembang di dalam tubuh inang). Apabila lebih dari satu individu parasitoid berkembang dalam satu inang maka disebut parasitoid gregarius. Ordo serangga yang anggotanya menjadi parasitoid meliputi Coleoptera, Diptera, Hymenoptera, Lepidoptera, Neuroptera dan Strepsitera.

Serangga dapat diserang pula oleh patogen berupa jamr, bakteri, virus, protozoa, atau nematoda yang dalam kondisi tertentu dapat menyebabkan kematian dan menurunkan populasi hama. Beberapa patogen serangga yang terkenal misalnya jamur Materhizium anisopliae, Nomuraea rileyi, Entomopthora sp., Beauveria basiana, bakteri Bacillus thuringiensis, B. popilliae, nematoda Neoaplectana carpocapsae, Mermis sp., Heterorhabditis sp.

Cara untuk pengendalian hama adalah dengan cara menginfeksikan penyakit pada hama betina atau jantan dan melepaskan serangga hama yang telah terinfeksi tersebut ke dalam hutan agar menularkan serangga-serangga yang lain. Biasanya pada serangga betina zat yang dimanfaatkan adalah (feromon) yang dihasilkan serangga. Pelepasan feromon seksual melibatkan pematangan seksual dan umur betina yang perawan, waktu dari hari periode kawin, periode penyinaran, suhu, kecepatan angin, dan intensitas cahaya.


B.     Tujuan


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
  1. Mengenal Musuh Alami dari Hama Tumbuhan.
  2. Mengenal predator serangga.



II.               METODELOGI PERCOBAAN



A.    Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain alat tulis dan kertas. Sedangkan bahan yang digunakan adalah contoh spesimen serangga musuh alami.



B.     Cara Kerja


Cara kerja dari percobaan adalah sebagai berikut:
  1. Mengamati contoh spesimen serangga musuh alami.
  2. Mencatat klasifikasi dari contoh spesimen serangga musuh alami yang ada.



















III.           HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN



A.    Hasil Pengamatan


1)      Ordo Orthoptera
- Kingdom       : Animalia
- Filum             : Arthopoda
- Kelas             : Insecta
- Ordo             : Orhoptera
- Family           : Mantidae
- Genus            : Mantis
- Spesies          : Mantis sp.
- Peran             : Predator




2)      Ordo Hemiptera
a. Family                     : Reduviidae
            - Nama Umum            : Kepik Buas
- Peranan         : Predator



b. Family                     : Belostomatidae
            - Nama Umum            : Kepik Air Raksasa
            - Peranan         : Predator





            c. Family                     : Angang-angang
                        - Peranan         : Predator.




            d. Family                     : Pentatomidae
                        -Nama Umum : Nimfa Kepik Buas
                        - Peranan         : Predator





3)      Ordo Diptera
- Family           : Asilidae
- Peranan         : Predator





4)      Ordo Odonata
a. Family                     : Libellulidae
            - Nama Umum            : Capung Peluncur
            - Peranan         : Predator




b. Family                     : Coenagrionidae
            - Nama Umum            : Capung Jarum
            - Peranan         : Predator





5)      Ordo Coleoptera
a. Family                     : Cicindelidae
            - Peranan         : Predator




b. Nama Umum           : Kumbang Kubah Predator
            - Peranan         : Predator

6)      Ordo Hymenoptera
Family                         : Braconidae
            - Nama Umum            : Stenobracon
            - Peranan         : Predator


7)      Nama Umum               : Laba-laba
-          Kerajaan             : Animalia
-          Filum                  : Arthropoda
-          Kelas                  : Arachnida
-          Ordo                   : Araneae
-          Genus                 : Araneus
-          Spesies               : Araneus diadematus



B.   Pembahasan


Predator adalah organisme yang hidup bebas yang memangsa organisme lainnya. Predator dapat menyerang dari mulai fase immature (pra dewasa) sampai dengan fase dewasa dari serangga mangsa. Dan untuk mencapai fase dewasa, predator membutuhkan lebih dari satu individu inang. Predator serangga di alam, terdiri dari burung,ikan, ampibi, reptile, mamalia dan arthropoda. Pada umumnya yang biasanya digunakan sebagai agen biocontrol dalam pengendalian hama adalah serangga dan tungau (mites).
Sebagian predator nampak gesit, pemburu yang rakus, secara aktif mencari mangsa di tanah atau pada vegetasi. Kebanyakan spesies bersifat predator pada stadia muda maupun dewasa, namun ada yang menjadi predator pada stadia larva saja, sedangkan imago mengkonsumsi madu atau lainnya. Adapula spesies bukan predator terutama betina, mencari mangsa untuk larvanya dengan meletakkan telur di dekat mangsa, karena larva sering tidak dapat mencari pakan sendiri.

Jenis – jenis predator :
-          Predator monofagus : adalah predator yang hanya memakan satu jenis mangsa
-          Predator oligofagus : memakan beberapa jenis mangsa
-          Predator polifagus : memakan banyak jenis mangsa.

Keuntungan dari predator yang bersifat polyfagus adalah bisa bertahan pada kondisi jumlah populasi mangsa yang sedikit, karena bisa mendapatkan mangsa alternatif. Kelemahan kecil pemanfaatan predator adalah perlunya waktu cukup lama untuk mendapatkan predator yang efektif sebagai agen hayati pengendalian hama tanaman. Pengendalian hayati menggunakan predator membutuhkan penelitian yang kompleks dan melibatkan kaitan antara pemangsa, mangsa (hama) dan tanaman inang dari mangsa.

Karakteristik Preadator, adalah:
-          Dapat membunuh mangsa dengan cepat
-          Hampir semua individu pada populasi mangsa/hama (jantan, betina., immature, ataupun dewasa) dapat dimangsa oleh predator
-          Sinkronisasi antara predator dengan mangsa bukan merupakan suatu masalah.

Akan tetapi penggunaan predator dalam program pengendalian hama, tidak sebanyak penggunaan parasitoid.

Menurut Holling (1961), terdapat lima komponen hubungan antara predator dan mangsa yaitu :
1. Kepadatan mangsa
2. Kepadatan predator
3. Keadaan lingkungan, seperti adanya makanan alternatif
4. Sifat mangsa, misalnya mekanisme mepertahankan diri dari serangan pemangsa
5. Sifat predator, misalnya cara menyerang mangsa.

Penggunaan predator sebagai agen hayati pengendalian hama tanaman memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan cara pengendalian lainnya karena aman, permanen dan ekonomis. Keamanan dari pemanfaatan predator merupakan faktor penting, sebab banyak musuh alami bersifat spesifik (khusus) terhadap mangsa tertentu. Oleh sebab itu tidak mungkin spesies bukan sasaran akan dipengaruhi oleh predator, seperti pada penggunaan pestisida yang berspektrum luas.
Penggunaan predator juga relatif permanen, karena hampir tidak mungkin predator melakukan eradikasi suatu spesies terutama mangsa. Ketika mereka merasa kenyang, perburuan dan penangkapan mangsa akan berhenti. Musuh alami yang efisien memberikan pengaruh pada fuktuasi populasi mangsa tanpa adanya campur tangan manusia. Sekali predator mapan di suatu tempat maka untuk jangka lama mereka secara alami mengendalikan populasi mangsanya.

Praktek pengendalian hayati terdiri dari tiga macam cara yaitu : introduksi, augmentasi, dan konservasi.

a.       Introduksi, Introduksi merupakan praktek klasik dalam pengendalian biologi, dikenal juga dengan istilah importation, karena program biocontrol yang pertama muncul menggunakan cara ini. Dasar dari praktek pengendalian ini adalah mengidentifikasi musuh alami yang mengatur populasi hama pada lokasi aslinya, kemudian diintroduksikan ke dalam suatu daerah yang baru untuk mengendalikan hama, kemudian musuh alami akan reasosiasi dengan mangsa/inangnya. Harapan dari musuh alami yang diintroduksikan, akan menjadi stabil di lapangan, dan secara permanent mengurangi populasi serangga hama, sehingga berada di bawah ambang ekonomi.
b.      Augmentasi, Definisi Augmentasi adalah melepaskan dalam jumlah besar musuh alami yang telah diproduksi massal dengan tujuan untuk meningkatkan populasi musuh alami di habitat pelepasan atau membanjiri (inundasi) populasi hama dengan musuh alami.
c.       Konservasi, Kemungkinan kebanyakan praktek yang dilakukan dalam biocontrol adalah dengan menerapkan konservasi musuh alami. Tujuan dari program konservasi ini adalah untuk menjaga dan mempertahankan populasi predator dan parasitoid yang ada di lapangan.








IV.           KESIMPULAN



Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
  1. Predator adalah organisme yang hidup bebas yang memangsa organisme lainnya.
  2. Predator serangga di alam, terdiri dari burung,ikan, ampibi, reptile, mamalia dan arthropoda.
  3. Keuntungan dari predator yang bersifat polyfagus adalah bisa bertahan pada kondisi jumlah populasi mangsa yang sedikit, karena bisa mendapatkan mangsa alternatif.
  4. Kelemahan kecil pemanfaatan predator adalah perlunya waktu cukup lama untuk mendapatkan predator yang efektif sebagai agen hayati pengendalian hama tanaman
  5. Praktek pengendalian hayati terdiri dari tiga macam cara yaitu : introduksi, augmentasi, dan konservasi.














DAFTAR PUSTAKA



Holling, C. S., 1961. Principles of Insect Predation. Ann. Rev. Entomol. 6 : 163-182.

http://blog.ub.ac.id/rizkip. Diunduh pada Hari Sabtu, Pukul 15.10 WIB.

http://www.sinartani.com/pangan/musuh-alami-dan-agen-antagonis-dalam-pengendalian-hama-terpadu-pht. Diunduh pada Hari Sabtu, Pukul 15.30 WIB.

https://hadianiarrahmi.wordpress.com. Diunduh pada Hari Sabtu, Pukul 15.38 WIB.

Sumardi dan S.M. Widyastuti,2004. Dasar-dasar Perlindungan Hutan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.





PEMULIAAN TANAMAN KACANG PANJANG




I.                   PENDAHULUAN


Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau. Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya tunggang berwarna coklat muda (Hutapea et al., 1994).
Kacang panjang (Vigna sinensis L.) termasuk sayuran buah yang sudah sangat
popular. Buah atau polong muda bermanfaat antara lain sebagai bahan makanan
dan untuk pengobatan (terapi) yaitu pengobatan kanker payudara, anemia,
antioksidan, antibakteri, antivirus, sebagai penyeimbangan bakteri usus dan
konstipasi. Di samping itu, daun muda juga dapat dimanfaatkan untuk bahan
makanan sayuran dan untuk bahan makanan ternak
. Kacang panjang dapat digunakan untuk pengobatan karena mengandung zat- zat yang berkhasiat sebagai obat. Zat yang terkandung dalam kacang pajang adalah lignin, klorofil dan serat. Lignin berkhasiat sebagai antikanker, antibakteri, dan antivirus. Dan klorofil berkasiat sebagai antioksidan dan antikanker, sedangkan serat berfungsi sebagai penyeimbang bakteri dalam usus (Yamaguchi, 1983).
Kacang Panjang adalah sumber protein yang baik, vitamin A, thiamin, riboflavin, besi, fosfor, kalium, vitamin C, folat, magnesium, dan mangan.
Nilai gizi kacang panjang (mentah) per 100 g (3.5 oz)
1.      Energi 196 kJ (47 kcal)
2.      Karbohidrat 8 g
3.      Diet serat 3,6 g
4.      Lemak 0 g
5.      Protein 3 g
Persentase yang relatif ke US rekomendasi untuk orang dewasa. Sumber: USDA Nutrient database
Dalam ukuran porsi 100 gram kacang terdapat 47 kalori, 0 gram lemak total, kolesterol 0 mg, natrium 4 mg (0% nilai harian), 8 gram karbohidrat total (2% nilai harian), dan 3 gram protein (nilai harian 5%). Ada juga 17% DV vitamin A, 2% DV besi, 31% DV vitamin C, dan 5% DV kalsium. (Persen nilai harian berdasarkan diet 2000 kalori nilai harian individu bisa lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada kebutuhan kalori masing-masing (Deptan, 2008).
Data Dapertemen Pertanian menyatakan luas panen kacang panjang nasional pada
tahun 2005 mencapai 84.839 ha dengan produksi polong segar 466.387 ton, tahun
2006 terjadi penurunan luas panen dengan luas 84.798 ha dan produksi 461.239
ton. Hal ini juga diikuti penurun produktivitas 5.5 ton/ha pada tahun 2005 menjadi
5.4 ton/ha pada tahun 2006 (database.deptan.go.id). Penurunan produksi kacang
panjang yang terjadi pada tahun 2006 harus kita perbaiki, hal yang masih mungjin
dapat kita lakukan ialah dengan menggunakan benih unggul bermutu. Kebutuhan benih kacang panjang 15—20 kg/ha. Bila dikalkulasikan dengan luas panen kebutuhan benih kacang panjang nasional tahun 2006 berkisar 1271,8 —1271,9 ton (Deptan,2008).
Berikut adalah data dari BPS (Badan Pusat Statistik) mengenai besar produksi tanaman sayuran kacang panjang dari tahun 1997 sampai dengan 2010.

Tahun
Kacang Panjang (ton)
1997
368,25
1998
447,542
1999
386,188
2000
313,526
2001
317,408
2002
310,295
2003
432,365
2004
454,999
2005
466,387
2006
461,239
2007
488,5
2008
455,524
2009
483,793
2010 *)
488,174
*data sementara
Produksi di tingkat nasional masih belum banyak bila dibandingkan dengan produksi varietas introduksi seperti Merah Putih Super (MPS), Putih Super (PS), dan Hijau Super (HS) semuanya berasal dari Thailand dengan produktivitas 17 ton/ha untuk MPS dan 14 ton/ha untuk PS dan HS. Terlihat perbedaan produktivitas yang mencolok antara varietas introduksi dengan produksi nasional. Selain perbedaan produktivitas yang masih mencolok, juga masih langkanya kultivar unggul nasional. Selain masalah produksi yang rendah, kita perlu punya varietas rakitan sendiri sehingga tidak tergantung dengan luar negeri yang suatu saat akan mahal dan langka (Lattanzio,dkk  2000).
Upaya untuk merakit kultivar unggul nasional kacang panjang adalah melalui
progam pemuliaan. Untuk itu perlu dipelajari studi uji daya hasil kacang panjang
pada polong muda dan polong tua sebagai benih yang di bandingkan dengan
varietas standar. Berdasarkan pada identifikasi dan pembatasan masalah percobaan ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut: Apakah terdapat genotipe unggul yang memiliki potensi daya hasil polong segar yang tinggi, hasil benih tinggi, dan sesuai selera masyarakat yang dapat dilepas sebagai kultivar baru (Sunarjono,2009).




II.                METODOLOGI PERCOBAAN


A.  Alat Dan Bahan
Adapun dalam pratikum kali ini alat dan bahan yang di gunakan adalah:
Alat yang digunakan antara lain cangkul, garu, golok, gembor, tali rafia, lanjaran bambu, pinset, kuas, spidol, kantong plastik.
Bahan yang digunakan antara lain yaitu 3 macam varietas kacang panjang (Patria,Testa Hitam dan Testa coklat), Air, pupuk NPK, pupuk cair daun dan buah Green Tonik, Furadan, Decis dan Regent.

B.  Cara Persilangan
Pada pratikum persilangan kacang panjang kegiatan hibridisasi diawali dengan melakukan kegiatan emaskulasi yaitu mencari sumber betina dan membuang tangkai sari (kelamin jantan) yang baiknya di lakukan pada sore hari, tapi pada pratikum kali ini emaskulasi dilakukan pada sore hari dan pagi hari.
Kegiatan Emaskulasi terdiri dari beberapa tahapan yaitu :
1.      Memilih kuncup bunga yang belum mekar di sore hari dan diperkirakan akan mekar besok pagi harinya, (emaskulasi pagi juga sama)
2.      Membuang mahkota bunga dengan pinset yang runcing hingga tampak kepala putiknya dan membuang semua tangkai sarinya dengan dengan pinset.
3.      Memeriksa dengan seksama menggunakan kaca pembesar bahwa tangkai sari telah terbuang semua dan kepala putik tidak rusak.
4.      Mengisolasi atau menutup bunga yang telah diemaskulasi dengan kantung plastik dan mengikat tangkainya dengan plastik panjang yang telah di beri label.
5.      Membuang bunga yang tidak diemaskulasi pada cabang yang bersangkutan.
Setelah melakukan tahapan emaskulasi barulah kegiatan penyerbukan silang dapat di lakukan. Penyerbukan silang kacang panjang baiknya di lakukan pada pukul 05.30-06.30 WIB atau tergantung dengan cuaca.
Cara persilang yang dilakukan yaitu :
1.      Mengumpulkan kepala sari (anthera) tetua jantan yang telah masak dari varietas lain di alas hitam lalu di pecahkan hingga di peroleh tepung sarinya.
2.      Mengambil tepung sari dengan kuas kecil lalu dioleskan pada kepala putik yang telah di emaskulasi.
3.      Mengisolasi atau menutup bunga yang telah diserbuki dengan menggunakan kantong plastik.
4.      Memberi label pada bunga yang disilangkan dengan tulisan tanggal emaskulasi,tanggal penyerbukan, asal tetua jantan dan betina.
Kacang panjang ditanam pada lahan lapangan terpadu FP.UNILA yang terletak di belakang masjid alwasi’i pada tanggal 20 Februari 2011. Pada persilangan kacang panjang perubahan yang diamati yaitu warna polong, bentuk polong dan ukuran polong.
Varietas kacang patria yang ditanam terdiri dari 12 tanaman dalam satu baris (guludan) dan varietas testa hitam  terdiri dari 14tanaman dalam satu baris (guludan).
Dibawah ini adalah data mengenai tanggal berbunga pertama kali masing-masing varietas :
Sampel Patria
Tanggal Berbunga
1
31 Maret 2011
2
02 April 2011
3
05 April 2011
4
02 April 2011
5
07 April 2011
6
31 Maret 2011
7
05 April 2011
8
05 April 2011
9
07 April 2011
10
03 April 2011
11
03 April 2011
12
05 April 2011

Sampel Testa Hitam
Tanggal Berbunga
1
11 April 2011
2
04 April 2011
3
05 April 2011
4
10 April 2011
5
15 April 2011
6
15 Maret 2011
7
05 April 2011
8
05 April 2011
9
08 April 2011
10
08 April 2011
11
10 April 2011
12
05 April 2011
13
20 April 2011
14
03 April 2011
15
13 April 2011

Data tanggal melakukan persilangan antar varietas :
Persilangan Patria(A) x Testa Hitam(B), A = (Betina) dan B = (jantan).
1.      Tanggal 01 april 2011
2.      Tanggal 07 april 2011
3.      Tanggal 10 april 2011
4.      Tanggal 18 april 2011
Persilangan Testa Hitam(B) x Patria(A), B = (Betina) dan A = (jantan).
1.      Tanggal 4 april 2011
2.      Tanggal 10 april 2011
3.      Tanggal 15 april 2011
4.      Tanggal 20 april 2011
Persilangan Testa Coklat(C) x Patria(A), C = (Betina) dan A = (jantan).
1.      Tanggal 11 april 2011
Persilangan Testa Hitam(B) x Testa Coklat(C), B = (Betina) dan C = (jantan).
1.      Tanggal 11 april 2011
Persilangan Testa Coklat(C) x Testa Hitam(B), C = (Betina) dan B = (jantan).
1.      Tanggal 11 april 2011

Tanggal Panen Persilangan Kacang Panjang
1.      A x B  = 18 april 2011 dan 24 april 2011
2.      B x A  = 18 april 2011 dan 20 april 2011
3.      C x A  =  30 april 2011
4.      B x C  =  2 mei 2011
5.      A x A  = 15 april 2011, 20 april 2011 dan 2 mei 2011
6.      B x B  = 15 april 2011, 18 april 2011 dan 2 mei 2011
7.      C x C  = 30 april 2011
Saat panen dilakukan bukan pada saat kacang dalam keaadaan muda melainkan kacang di panen saat dalam keadaan tua, atau kering di batang. Hal ini di lakukan agar kacang dapat di ambil dan di jadikan benih kembali.
Setelah di panen kita dapat mengetahui berapakah persentase keberhasilan dalam melakukan persilangan dengan menggunakan rumus :
%Keberhasilan =      Persilangan yang berhasil          x 100%
                             Jumlah tanaman yang disilangkan
Persilangan A x B dilakukan sebanyak 7 tanaman dan yang berhasil hanya 4 tanaman. Maka di peroleh data sebagai berikut :
%Keberhasilan =      4      x 100%   =   57,14%
                                  7
Persilangan B x A dilakukan sebanyak 11 tanaman dan yang berhasil hanya 5 tanaman. Maka di peroleh data sebagai berikut :
%Keberhasilan =      5      x 100%   =   45,45%
                                 11
Persilangan C x A dilakukan sebanyak 3 tanaman dan yang berhasil hanya 2 tanaman. Maka di peroleh data sebagai berikut :
%Keberhasilan =      2      x 100%   =   66,66%
                                  3
Persilangan B x C dilakukan sebanyak 2 tanaman dan yang berhasil hanya 1 tanaman. Maka di peroleh data sebagai berikut :
%Keberhasilan =      1      x 100%   =   50%
                                  2
Persilangan C x B dilakukan sebanyak 3 tanaman dan tidak ada tanaman yang berhasil hidup. Maka di peroleh data sebagai berikut :
%Keberhasilan =      0      x 100%   =   0 %
                                  3
Varietas yang digunakan pada persilangan kacang panjang adalah Patria, Testa Hitam dan Testa Coklat. Masing-masing tetua memiliki karakteristik yang berbeda-beda, yaitu :
1.      Patria (A).
Testa patria berwarna coklat putih agak kemerahan dengan bentuk testa yang panjang dan tidak besar.
2.      Testa Hitam (B).
Sesuai dengan warnanya varietas kacang panjang testa hitam memiliki polong berwarna hitam pekat mengkilap dengan polong yang panjang dan gemuk.


3.      Testa Coklat (C).
Varietas Testa coklat memiliki warna coklat terang dengan bentuk polong yang besar dan gemuk
Masing masing tanaman kacang panjang dari berbagai varietas ini memiliki ketinggian yang tidak terlalu berbeda antara satu sama lain. Ketinggian rata-rata tanaman berkisar 2 sampai 2,5meter tiap tanaman.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapat hasil persilangan dari persilangan varietas (A x B) , (B x A), (C x A) dan (B x C). Masing-masing hasil persilangan memiliki karakteristik yang berbeda dari induknya, seperti :
1.      Persilangan A x B
Hasil persilangan testa berwarna belang putih dan coklat yang yang batas nya sangat tampak nyata, bentuk testa panjang dan tidak terlalu gemuk. Saat belum di keluarkan dari kulitnya, kacang panjang polongnya tidak terisi penuh pada bagian atasnya.

2.      Persilangan B x A
Hasil persilangan memiliki karakteristik berwarna hitam dengan bagian punggung polong berwarna kecoklatan dan bentuk polong pipih dan kisut. Kacang juga tidak terisi penuh pada bagian atas saat masih didalam kulit.

3.      Persilangan C x A
Hasil persilangan memiliki polong yang berbeda dalam satu barisnya, ada yang berwarna coklat dan ada yang berwarna coklat putih. Bentuk polong lebih kecil dari induknya dan agak meruncing.

4.      Persilangan B x A
Pada persilangan B x A bentuk kacang panjang nya lebih pendek dari kacang lainnya. Setelah kering dan di buka terlihat bahwa testa tidak panjang/lonjong tetapi berwarna hitam pekat, sangat kecil dan nyaris berbentuk bulat.
5.      Persilangan C x B
Persilangan C x B tidak di ketahui bagaimana warna dan bentuk polongnya karena di tengah pertumbuhannya mati terserang hama.
Karakteristik mendasar dari semua hasil persilangan yang kami lakukan adalah, saat masih berada dalam kulitnya, kacang panjang hasil persilangan polongnya tidak terisi penuh sampai bagian atas nya.




















III.             HASIL PENGAMATAN


Tabel keberhasilan persilangan mahasiswa
Nama Mahasiswa
Persilangan Antara
Tanggal Persilangan
% Keberhasilan atau Gagal
Dani Aditama
 A x B
01 April 2011
2/4 x 100% = 50%
07 April 2011
18 April 2011
C x A
11 April 2011
1/1x100% = 100%
Dharma Mahardika
B x A
04 April 2011
2/5x100% = 40%
10 April 2011
15 April 2011
20 April 2011
Eko Ronalddi
A x B
01 April 2011
2/3x100% = 66,66%
07 April 2011
10 April 2011
C x A
11 April 2011
1/2x100% = 50%
C x B
11 April 2011
0/3x100% = 0%
Komang Sutama
B x A
04 April 2011
3/6x100% = 50%
10 April 2011
15 April 2011
B x C
11 April 2011
1/2x100% = 50%
%Keberhasilan =      Persilangan yang berhasil          x 100%
                             Jumlah tanaman yang disilangkan
Keterangan :
   A = Patria                           B = Testa Hitam                      C = Testa Coklat



IV.             PEMBAHASAN


Seperti di jelaskan pada pendahuluan tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling, panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau. Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna hijau, dan panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya tunggang berwarna coklat muda.
Pada pratikum pemuliaan tanaman yang kami lakukan, dalam melakukan persilangan kacang panjang kami menggunakan 3 varietas kacang panjang yaitu patria, testa hitam dan testa coklat. Masing-masing tetua varietas ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda satu sama lainnya baik itu berupa fenotipe maupun genotipe, yaitu :
1.Patria (A).
Testa patria berwarna coklat putih agak kemerahan dengan bentuk testa yang panjang dan tidak besar.
2.Testa Hitam (B).
Sesuai dengan warnanya varietas kacang panjang testa hitam memiliki polong berwarna hitam pekat mengkilap dengan polong yang panjang dan gemuk.
3.Testa Coklat (C).
Varietas Testa coklat memiliki warna coklat terang dengan bentuk polong yang besar dan gemuk
Sebenarnya dalam melakukan persilangan varietas yang harus disilangkan hanyalah patria dan testa hitam saja. Tetapi dalam prosesnya kacang panjang varietas patria  pembungaannya sangat lah sedikit jika dibandingkan dengan testa hitam dan testa coklat, sehingga apabila ada kuncup atau bunga yang muncul langsung di pakai untuk persilangan, baik dipakai sebagai sumber betina maupun sumber jantan. Karena hal demikian kami mengambil inisiatif untuk meggunakan varietas testa coklat juga untuk di jadikan bahan persilangan.
Kacang panjang yang kami tanam memiliki tinggi rata-rata 2 sampai 2,5 meter per tanaman. Sebelum melakukan persilangan kami juga mendapatkan perlakuan yang berbeda pada tahap emanskulasi. Emanskulasi di lakukan pada waktu yang berbeda yaitu emanskulasi sore hari sebelum persilangan dan emanskulasi pagi hari saat akan melakukan persilangan. Setelah kami jalani ternyata yang lebih efektif adalah emanskulasi yang dilakukan pada sore hari. Hal ini dikarenakan tetua betina yang di emanskulasi pada pagi hari besar kemungkinan sudah melakukan penyerbukan sendiri sebelum di emanskulasi.
Dalam melakukan persilangan kita harus dapat menentukan ciri-ciri atau keadaan bunga yang akan di tentukan apakah sebagai tetua jantan atau tetua betina. Bunga yang akan di pilih menjadi sumber betina dicirikan dengan bentuk kelopak masih menguncup dan berwarna putih kehijaun dan masih tertutup rapat sehingga tdak terlihat mahkota bunganya. Sedangkan bunga yang di pilih sebagi tetua jantan memiliki ciri saat sore hari keadaan kuncup sudah merekah sedikit dan di yakinkan bahwa saat pagi hari ketika akan di lakukan persilangan bunganya sudah mekar.
Hal terpenting dalam melakukan persilangan Bunga kacang panjang sangat kecil dan mudah patah sehingga di perlukan ketelitian, kesabaran, fokus dan hati-hati dalam bekerja. Akan tetapi pada hari pertama kami melakukan persilangan kami tidak mengantisipasi akan adanya gangguan nyamuk ketika melakukan persilangan, sehingga saat melakukan persilangan kami tidak dapat konsentrasi dan mengakibat patahnya kuncup bunga atau kepala putik yang akan diserbuki. Hal ini menjadi pelajaran kami dalam melakukan persilangan pada hari selnjutnya.
Selama melakukan persilangan kami banyak mengalami berbagai kendala dan masalah. Masalah utama yang paling besar dan sulit di hadapai adalah serangan hama. Pertama kalinya pada fase vegetatif (pembuahan), kacang panjang kami di serang oleh semut hitam dalan jumlah yang cukup besar, semut-semut ini menyerang calon bunga (kuncup) dan buah kacang panjang sehingga menyebabkan patahnya kuncup dan buah dari tangkainya. Serangan semut ini berlangsung kurang lebih selama 1 minggu. Serangan semut ini akhirnya dapat kami kendalikan dengan melakukkan penyemprotan terhadap tanaman kacang panjang dengan menggunakan insectisida kontak decis. Penyemprotan kami lakukan 2kali selama 1minggu.
Masalah selanjutnya adalah serangan dari kutu, kutu ini berwarna hitam dan menghisap klorofil tanaman. Kutu ini menyerang dengan jumlah populasi yang sangat besar sehingga hampir menutupi semua permukaan batang bunga dan buah kacang panjang kami. Dampak dari serangan kutu ini pada kacang panjang adalah menyusut nya buah dan menyebabkan pertumbuhan abnormal pada buah kacang. Buah kacang yang di selimuti oleh kutu ini akan menggulung atau keriting berbentuk sperti spiral yang melingkar. Gejala lebih lanjutnya adalah mengakibatkan layu pada buah dan produksi buah terganggu. Pada bunga kutu ini menyebabkan kuncup-kuncup yang baru mulai tumbuh patah. Serangan hama kutu ini sulit di kendalikan, pertama kami melakukan penyemprotan dengan menggunakan decis sebanyak 2 kali dalam 1 minggu, akan tetapi kutu ini tiddak juga hilang atau pun berkurang. Tindakan selanjutnya kami melakukan penyemprotan dengan menggunaka insecktisida Regent. Regent kani semprotkan sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut-turut dan ada penurunan pada populasi kutu ini. Terakhir kami menyemprotkan campuran antara decis dan regent barulah kutu-kutu tersebut dapat di kendalikan.
Tetapi masalah tidak cukup sampai di situ, buah-buah kacang panjang yang tadinya terserang hama kutu timbul bercak-bercak hitam dan mengakibatkan terjadi pembusukan pada bagian yang bebercak tersebut, sehingga banyak buah kacang panjang dengan perlakuan selfing maupun persilangan mengalami pembusukan pada polong. Pada batang, batang yang bebercak hitam mengalami pembusukan batang dan mengakibatkan patahnya batah dan bagian-bagian kuncup bunga.
Pada saat pemanenan, kacang panjang kami  panen saat dalam keadaan tua, hal ini di lakukan untung mengambil kembali kacang panjang dalam bentuk benih. Dari persilngan yang telah kami lakukan, hasil persilangan menunjukkan karakter yang berbeda-beda dengan induknya. Karakteristik yang diamati dari benih hasil persilangan yang kami lakukan mencangkup :
1.Warna Polong
2.Bentuk polong
3.Ukuran polong

Berikut adalah karakteristik dari benih hasil persilangan kami;.

1.Persilangan A x B
Hasil persilangan testa berwarna belang putih dan coklat yang yang batas nya sangat tampak nyata, bentuk testa panjang dan tidak terlalu gemuk. Saat belum di keluarkan dari kulitnya, kacang panjang polongnya tidak terisi penuh pada bagian atasnya.

2.Persilangan B x A
Hasil persilangan memiliki karakteristik berwarna hitam dengan bagian punggung polong berwarna kecoklatan dan bentuk polong pipih dan kisut. Kacang juga tidak terisi penuh pada bagian atas saat masih didalam kulit.
3.Persilangan C x A
Hasil persilangan memiliki polong yang berbeda dalam satu barisnya, ada yang berwarna coklat dan ada yang berwarna coklat putih. Bentuk polong lebih kecil dari induknya dan agak meruncing.

4.Persilangan B x A
Pada persilangan B x A bentuk kacang panjang nya lebih pendek dari kacang lainnya. Setelah kering dan di buka terlihat bahwa testa tidak panjang/lonjong tetapi berwarna hitam pekat, sangat kecil dan nyaris berbentuk bulat.

Dari hasil benih yang kami peroleh saat panen, kami tidak memiliki benih murni dari varietas patria. Hal ini dikarenakan seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, varietas patria yg kami tanam sangat sulit berbunga dan kalau pun berbunga jumlahnya sangat sedikit, sehingga saat ada kuncup yang muncul langsung ditetapkan sebagai sumber jantan atau betina yang akan di silangkan. Berbeda dengan varietas testa hitan dan testa coklat yang berbuah dan berbunga dalam jumlah yang besar.



















V.                KESIMPULAN DAN SARAN


A.  KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pratikum yang telah kami lakukan antara lain adalah :
1.      Kacang panjang memiliki berbagai macam varietas, seperti patria, testa hitam dan testa coklat.
2.      Dalam melakukan persilangan kacang panjang kesabaran dan ketelitian sangat di perlukan.
3.      Hasil persilangan kacang panjang antar varietas memiliki sifat dan fenotip yang berbeda nyata dengan induknya.
4.      Kacang panjang yang persilangan nya tidak sempurna tidak akan terisi polong di dalamnya
5.      Kacang panjang hasil persilangan dapat dicirikan dengan melihat warna testa, bentuk testa dan panjang kacang panjang.
6.      Kacang panjang yang dilakukan emanskulasi pada pagi hari tidak terlalu efektif daripada emanskulasi sore hari.
7.      Produksi kacang panjang di pengaruhi dengan tingkat serangan hama.
8.      Kepala putik yang disilangkan akan patah apabila tidak dapat menerima tepung sari varietas lainnya.
9.      Kacang panjang yang terserang kutu penghisap klorofil akan menggulung membentuk spiral dan lama kelamaan akan mati.


B.  SARAN
Setelah melakukan persilangan kami memiliki saran sebagai berikut :
1.      Dalam melakukan persilangan kacang panjang, emanskulasi tetua betina baiknya di lakukan pada sore hari sebelum persilangan, karena apabila emasnkulasi dilakukan pada pagi hari saat persilangan ada kemunkinan telah terjadi penyerbukan selfing.
2.      Kacang panjang hasil persilangan harus di jaga kondisinya setiap hari, karena besar kemungkinan akan terserang hama.
3.      Plastik yang digunakan untuk menutup kepala putik setelah melakukan persilang harus bisa di masuki angin dan udara dari luar, karena pabila terlalu kedap kepala putik akan layu dan patah.
4.      Kacang panjang memiliki kandungan protein yang tinggi sehingga sangat resisten terhadap serangan hama, sehingga baiknya di lakukan penyemprotan insektisida setiap minggunya.
5.      Dalam melakukan persilangan kepala putik yang telah di serbuki tepung sari harus ditutup dahulu agar tepung sari tidak hilang tertiup angin. Karena apabila tertiup angin kacang panjang akan tetap tumbuh tetapi tidak ada polong didalamnya.












VI.       DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2010. Data Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Komoditi Kacang Panjang Tahun 2010. Dinas Pertanian Tanaman Pangan : Tabanan.
Anonim. 2010. Statistik Indonesia 2010. Jakarta : Biro Pusat Statistik.
Handri and Rafira, 2003, Mempercantik Diri dengan Buah dan Sayur, Pikiran Rakyat Cyber Media, 22 Juni 2003.
Hutapea, J.R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Jakarta.
Lattanzio, V., Arpaia, S., Cardinali, A., Di Venere, D., and Linsalata, V., 2000, Role Of Endogenous Flavonoids In Resistance Mechanism Of Vigna To Aphids, J. Agric. Food Chem., 48 (11), 5316-5320.
Soedomo, R.P. 1991. Evaluasi dan Uji Adaptasi Kultivar Kacang Panjang. Jakarta: Press Private Limeted
Sunarjono, H. H. 2009. Seri Agribisnis: Bertanam 30 Jenis Sayur. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Yamaguchi, M. 1983. World Vegetables, Priciple Production and Nutritive Values. Ellis Harwood Limited, Publishers, Chichester, England,P.285-288.